Berterima kasih kepada teman-temanku atas tulisannya yang sedikit banyak mengembalikan diri ini agar senantiasa percaya pada rencana Nya, meniatkan segala sesuatu untuk ibadah, untuk kebaikan. Meski mungkin mereka hanya sedang mencurahkan saja isi hati dan kepalanya tanpa intensi apa-apa.
Membaca tulisan-tulisan beberapa teman yg selalu mengaitkan segala sesuatu kepada Nya, membuat gua yang belakangan merasa semakin jauh dari Nya menjadi tersentil, malu, dan berusaha kembali mengumpulkan keimanan yang secuil ini. Keimanan yang banyak naik turunnya.
Jujur saja ada banget momen gua mempertanyakan segala skenarionya. Mempertanyakan keyakinan dalam tulisan lama gua terkait hikmah, terkait pengingat betapa Maha Besar, Maha Segalanya Ia. Karena semakin ke sini hidup semakin kompleks. Ada hal-hal yang terjadi di luar harapan, ekspektasi tidak sesuai realita, kegagalan dan sebagainya. Sehingga ada kekecewaan yang terasa menumpuk. Menata hati dan pikiran terasa semakin tidak mudah. Paling tidak buat gua.
Mungkin sejatinya itulah pendewasaan. Adult life katanya.
Sehingga kemudian gua lupa untuk apa keberadaan di dunia ini. Gua lupa menempatkan kecintaan kepadaNya di urutan pertama. Di atas segalanya. Sehingga ketika hal-hal terjadi di luar harapan gua, setelah gua berusaha dan berdoa dengan sungguh-sungguh, hati ini tetap bisa ikhlas. Bisa lapang. Tidak termakan kekecewaan kalau saja diri ini mencintai Nya di atas segalanya. Minimal bisa pelan-pelan kembali bangkit setelah terpaan kesulitan. Semoga senantiasa diberikan petunjuk dan diberikan kesadaran sehingga dapat memahami pertanda Nya.